PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia
ini sungguh menakjubkan. Tuhan menciptakan mahluk hidup yang ternyata ada
tanaman yang bersahabat kental dengan mikroba. Mereka hidup rukun saling
berbagi dan saling membantu. Bahkan mereka sangat setia kawan. Mereka adalah
Rhizobium sp. yang bersahabat dengan
akar kacang-kacangan.
Tanaman kacang-kacangan atau legum adalah
tanaman yang unik,contoh tanaman ini adalah kacang tanah, kedelai, kacang
merah, kacang koro, kacang hijau, dll. Pada tanaman ini biasanya terdapat
bintil-bintil kecil pada akarnya.
Di bintil akar inilah sahabat kecil
kacang-kacangan hidup. Namanya Rhizobium sp. mahluk kecil ini hidup menumpang
di akar kacang-kacangan. Tanaman kacang-kacangan menyediakan tempat tinggal dan
memberi makanan untuk sang sahabat, Sebagai gantinya Rhizobium sp. membantu
kacang-kacangan untuk mendapatkan sari-sari makanan N (nitrogen) yang berasal
dari udara.Nitrogen merupakan salah satu makanan utama tumbuhan.
Rhizobium memiliki kemampuan luar biasa
yang tidak banyak dimiliki oleh mikroba lain, yaitu kemampuan untuk menambat N
langsung dari udara. Seperti kita tahu
bahwa kandungan utama udara adalah gas nitrogen yang lebih dari 70%
kandungan udara. Meskipun melimpah tanaman tidak bisa langsung menyerap
kandungan N dari udara. N harus tetap diserap dari akar, Untunglah ada
rhizobium yang membantu tanaman kacang-kacangan mendapatkan N dari udara.
Ternyata Persahabatan Rhizobium dengan tanaman kacang-kacangan ini sangat
kental sekali. Rhizobium hanya mau bersahabat dengan kacang-kacangan. Di dunia
jasad renik ini ada banyak jenis Rhizobium,
demikian pula ada banyak jenis kacang-kacangan. Ternyata setiap jenis
kacang-kacangan memiliki sahabat Rhizobiumnya sendiri-sendiri dan saling
bersimbiosis mutualisme. Misalnya akar kacang kedelai bersimbiosis dengan
Rhizobium japonicum.
B. Tujuan
Pentingnya
di bidang pertanian
Ø
Mengurangi penggunaan pupuk khususnya pupuk N
Ø
Menambah kesuburan lahan petanian
Ø
Memberi Efek positif bagi tanaman yang akan ditanam
selanjutnya
Oleh
karena itulah, agar kita semua tahu bahwa bakteri Rhizobium sangat penting
dalam pertanian, karena dengan adanya bakteri Rhizobium dapat membantu tanaman
untuk mengikat nitrogen di dalam tanah sebagai kelangsungan hidup tanaman
KAJIAN
PUSTAKA
1.
Bakteri
Rhizobium pada Legum
Peranan keberadaan bakteri rhizobium
yang efektif pada tanaman legum:
Bakteri dapat mengurangi kebutuhan N tanaman karena dapat mensuplainya. N (urea, ZA) yang diberikan bisa hilang karena pencucian, denitrifikasi, terangkut saat panen. Peran bakteri terjadi saat tanaman dalam kondisi kekurangan N (proses simbiosis).
Bakteri dapat mengurangi kebutuhan N tanaman karena dapat mensuplainya. N (urea, ZA) yang diberikan bisa hilang karena pencucian, denitrifikasi, terangkut saat panen. Peran bakteri terjadi saat tanaman dalam kondisi kekurangan N (proses simbiosis).
Faktor-faktor
yang mempengaruhi keberadaan bakteri bintil akar:
1. Sumber makanan (BO dan perakaran)
untuk bertahan sebelum menginfeksi tanaman.
2. Mikroorganisme lain (sbg kompetitor di rizosfir)
terutama yang antagonis, karena dapat menghalangi infeksi
3. Lingkungan
yang mempengaruhi kegiatan fotosintesis untuk menyediakan kebutuhan energi bakteri (cahaya, luas daun, CO2, pembentukan biji/ fase generatif)
4. pH
yang dikehendaki netral – agak basa,
untuk bertahan sebelum menginfeksi tanaman.
2. Mikroorganisme lain (sbg kompetitor di rizosfir)
terutama yang antagonis, karena dapat menghalangi infeksi
3. Lingkungan
yang mempengaruhi kegiatan fotosintesis untuk menyediakan kebutuhan energi bakteri (cahaya, luas daun, CO2, pembentukan biji/ fase generatif)
4. pH
yang dikehendaki netral – agak basa,
5. Suhu
yang disukai 20-28oC, masing-masing jenis isolat berbeda tanggapnya terhadap suhu
6. Ketersediaan air dan hara untuk fotosintesis
karena fotosintesis yang dihasilkan tanaman dimanfaatkan oleh bakteri
7. Senyawa racun
yang berasal dari herbisida, fungisida di tanah tidak disukai bakteri bintil, dapat berpengaruh terhadap keberadaan bakteri, salinitas
yang disukai 20-28oC, masing-masing jenis isolat berbeda tanggapnya terhadap suhu
6. Ketersediaan air dan hara untuk fotosintesis
karena fotosintesis yang dihasilkan tanaman dimanfaatkan oleh bakteri
7. Senyawa racun
yang berasal dari herbisida, fungisida di tanah tidak disukai bakteri bintil, dapat berpengaruh terhadap keberadaan bakteri, salinitas
8. Ketersediaan nutrisi
seperti N yang bisa menghambat bintil; P untuk supali energi; Mo untuk kerja nitrogenase, Fe dan Co utk laghemoglobin dan transfer elektron
9. Kesesuian genetik antara bakteri dgn tan (utk keperluan infeksi)
seperti N yang bisa menghambat bintil; P untuk supali energi; Mo untuk kerja nitrogenase, Fe dan Co utk laghemoglobin dan transfer elektron
9. Kesesuian genetik antara bakteri dgn tan (utk keperluan infeksi)
(Idonkelor.blogspot.com/2009/08/bakteri-rhizobium-pada-legum.html.)
2.
Mekanisme
Infeksi Bakteri Rhizobiuam pada Akar
Sebagian
besar dari N2 dihasilkan oleh simbiosis Rhizobium. Ada hubungan antara
bintil-bintil Leguminose dengan senyawa N2. Tanaman kacang-kacangan akan tetap
tumbuh walaupun tidak ada Nitrogen kalau pasa akarnya terdapat bintil-bintil
ini, bintil-bintil ini timbul karena infeksi rambut akarnya dengan bakteri dari
dalam tanah.
Bintil-
bintil Akar pada Tanaman Leguminosa
Bakteri-bakteri
yang menimbulkan bintil pasa tanaman Leguminosa, yaitu bakteri bintil,
dikelompokkan dalam genus Rhizobium.
Batang-batang Gram-negatif ini yang hidup bebas dalam tanah, tumbuh secara
anaerob ketat dengan senyawa organic sebagai nutrein.
Infeksi
tumbuh-tumbuhan terjadi hanya pada rambut akar muda. Bakteri menerobos masuk
pada / ketat pada ujung rambut akar dan tumbuh sebagai benang infeksi sampai ke
dasarnya. Benang infeksi ini yang diliputi oleh membran selulosa kemudian
menerobos dinding sel muda dari epidermis dan kulit akar. Kalau bakteri ini
berjumpa dengan sebuah sel tetraploid dan jaringan kulit, maka sel ini dan
sel-sel diplois yang ada di sekelilingnya terangsang untuk membelah, benang
infwekinya bercabang dan membagi diri pada sel tetraplois. Percabangan ini
menyebabkan jaringan kortek membesar yang dapat dilihat sebagai bintil.
Bintil-bintil ini merupakan hasil poliferasi jaringan yang terangsang oleh
Rhizobium dengan perantara sesuatu faktor pertumbuhan. Bakteri-bakteri ini amat
cepat memperbanyak diri, tumbuh menjadi sel dengan bentuk tidak teratur (
bakterod ), dengan volume 10-12 kali lipat dari Rhizobium yang dapat bebas, dan
akhirnya terletak dalam sitoplasma sel-sel tumbuh-tumbuhan sebagai sel-sel
individual/dalam kelompok yang diselubungi oleh sebuah membrane. (Hans G. Schlegel,1994 )
Tipe
bintil akar :
1. Globus
Ciri: berbentuk bulat, gampang lepas dari akar
2. Peanut
Ciri: berbentuk agak bulat, letaknya terbenam
3. Semi Globus
Ciri: bentuknya tidak beraturan, permukaannya ada yang kasar dan licin.
4. Memanjang
5. Koral
Seringkali bintil akar terdapat pada tanaman legum yang tumbuh pada tanah berpasir yang kurang subur seperti tanah jenis PMK.
Bintil akar tidak selalu tumbuh di pangkal akar, ada juga yang tumbuh di ujung-ujung akar.
Tidak selalu bintil akar dihuni oleh bakteri rhizobium yang tepat dan efektif.
1. Globus
Ciri: berbentuk bulat, gampang lepas dari akar
2. Peanut
Ciri: berbentuk agak bulat, letaknya terbenam
3. Semi Globus
Ciri: bentuknya tidak beraturan, permukaannya ada yang kasar dan licin.
4. Memanjang
5. Koral
Seringkali bintil akar terdapat pada tanaman legum yang tumbuh pada tanah berpasir yang kurang subur seperti tanah jenis PMK.
Bintil akar tidak selalu tumbuh di pangkal akar, ada juga yang tumbuh di ujung-ujung akar.
Tidak selalu bintil akar dihuni oleh bakteri rhizobium yang tepat dan efektif.
(Idonkelor.blogspot.com/2009/08/bakteri-rhizobium-pada-legum.html.)
Fungsi
dan Ciri-ciri Bintil Akar yang Efektif
Timbulnya
pigmen dan di mulainya fiksi N pada saatnya berjalan pararel. Pada pembongkaran
pigmen ini menjadi pigmen empedu hijau ( biliverdin ) hilang juga pengikatan N₂.
Pigmen ini nampaknya terletak dalam ruang antara bakteroid dengan membrane yang
menyelubunginya.
Pembentukan pigmen ini merupakan hasil khusus
dari simbiosis : Gugus prostetiknya yaitu protohem disentris oleh bakteroid,
sedangkan bagian proteinnya disentris dengan partisipasi tumbuhan.
Leghemoglobin mirip dengan mioglobin, dan dalam bintil zat ini terdapat
terutama dalam bentuk oksi, besi (II) dan mempunyai afinitas tinggi terhadap O₂.
Dapat dianggap bahwa leghemoglobin mempermudah difusi O₂
dari membrane selubung melalui ruang tanpa konveksi ke permukaan bakteroid, dan
demikaian meningkatkan kecepatan transport O₂
sifat lemoghlobin menjamin bahwa bakteroid mendapat persediaan O₂
untuk perolehan energy dan pertumbuhan, tanpa menimbulkan tekanan parsial O₂
terlalu tinggi yang menghambat fiksasi N₂
oleh bakteroid.
(
Sadikin Somaatmadja,1984 )
3.
Mekanisme Penambatan Nitrogen oleh
Bakteri Bintil Akar
Untuk menambat nitrogen, bakteri ini menggunakan enzim
nitrogenase, dimana enzim ini akan menghambat gas nitrogen di udara dan
merubahnya menjadi gas amoniak. Gen yang mengatur proses penambatan ini adalah
gen nif (Singkatan nitrogen – fixation). Gen – gen nif ini berbentuk suatu
rantai , tidak terpencar kedalam sejumlah DNA yang sangat besar yang menyusun
kromosom bakteri, tetapi semuanya terkelompok dalam suatu daerah. Hal ini
memudahkan untuk memotong bagian untaian DNA yang sesuai dari kromoson
Rhizobium dan menyisipkanya ke dalam mikroorganisme lain (Prentis, 1984).
Keuntungan
memanfaatkan bakteri rhizobium :
1. Tidak mempunyai bahaya atau efek sampingan
2. Efisiensi penggunaan yang dapat ditingkatkan sehingga bahaya pencemaran lingkungan dapat dihindari
3. Harganya yang relatif murah
1. Tidak mempunyai bahaya atau efek sampingan
2. Efisiensi penggunaan yang dapat ditingkatkan sehingga bahaya pencemaran lingkungan dapat dihindari
3. Harganya yang relatif murah
4.
Teknologinya yang sederhana
Pada
proses isolasi yang kita inginkan adalah memisahkan bakteri yang efektif dari
koloninya. Untuk mengetahui efektif atau tidaknya suatu koloni bakteri yang
diisolasi maka kita dapat menggunakan media YMA (Yeast Manitol Agar) yang
ditambah dengan Bromtimol Red. Selama proses inkubasi setelah inokulasi
diharapkan berada di ruang gelap selama beberapa hari sampai bakteri tumbuh.
Jika yang bakteri yang tumbuh tersebut berwarna bening atau transparan maka
bakteri tersebut efektif dalam memfixasi N dalam bintil akar.
Ada 2
jenis bakteri rhizobium yaitu bakteri rhizobium yang menghasilkan senyawa. asam
dan ada juga bakteri rhizobium yang menghasilkan senyawa basa. Jenis ini dapat
dibedakan dengan melakukan isolasi bakteri rhizobium pada media YMA + BB.
Bakteri yang menghasilkan senya asam, warnanya akan berubah menjadi kuning
sedangkan bakteri yang menghasilkan senyawa basa, warnanya akan semakin biru.
Keberadaan
bakteri bintil akar dapat diuji daya infeksi bakteri rhizobium pada akar serta
keefektivan kerja bakteri dalam bintil akar terhadap tanaman melalui uji
infektivitas dan uji efektivitas. Untuk melakukan uji ini diperlukan koloni
bakteri rhizobium yang besar.
Terdapat 2 cara dalam menularkan bakteri:
§ Lewat biji
§ Lewat tanah
Indikator infektif atau tidaknya suatu bakteri bintil akar dilihat dari jumlah dan berat bintil. Sedangkan indikator efektivitas bakteri bintil akar berdasarkan berat tanaman dan warna hijau daunnya.
Terdapat 2 cara dalam menularkan bakteri:
§ Lewat biji
§ Lewat tanah
Indikator infektif atau tidaknya suatu bakteri bintil akar dilihat dari jumlah dan berat bintil. Sedangkan indikator efektivitas bakteri bintil akar berdasarkan berat tanaman dan warna hijau daunnya.
(En. Wikipedia.org/wiki/Rhizobia )
RANGKUMAN
A.
Hubungan simbiosis antara tanaman legume
dengan bintil akar :
Simbiosis mutualisme yang terjadi. Bakteri
mendapatkan zat hara yang kaya energy
dari tanaman inang, sedangkan tanaman inang mendapatkan senyawa nitrogen dari
bakteri untuk melangsungkan kehidupannnya.
B.
Bintil Akar pada Tanaman Leguminosa
Bakteri-bakteri yang
menimbulkan bintil pasa tanaman Leguminosa, yaitu bakteri bintil, dikelompokkan
dalam genus Rhizobium. Batang-batang
Gram-negatif ini yang hidup bebas dalam tanah, tumbuh secara anaerob ketat
dengan senyawa organic sebagai nutrein.
Infeksi tumbuh-tumbuhan
terjadi hanya pada rambut akar muda. Bakteri menerobos masuk pada / ketat pada
ujung rambut akar dan tumbuh sebagai benang infeksi sampai ke dasarnya. Benang
infeksi ini yang diliputi oleh membran selulosa kemudian menerobos dinding sel
muda dari epidermis dan kulit akar. Kalau bakteri ini berjumpa dengan sebuah
sel tetraploid dan jaringan kulit, maka sel ini dan sel-sel diplois yang ada di
sekelilingnya terangsang untuk membelah, benang infwekinya bercabang dan
membagi diri pada sel tetraplois. Percabangan ini menyebabkan jaringan kortek
membesar yang dapat dilihat sebagai bintil. Bintil-bintil ini merupakan hasil
poliferasi jaringan yang terangsang oleh Rhizobium dengan perantara sesuatu
faktor pertumbuhan. Bakteri-bakteri ini amat cepat memperbanyak diri, tumbuh
menjadi sel dengan bentuk tidak teratur ( bakterod ), dengan volume 10-12 kali
lipat dari Rhizobium yang dapat bebas, dan akhirnya terletak dalam sitoplasma
sel-sel tumbuh-tumbuhan sebagai sel-sel individual/dalam kelompok yang
diselubungi oleh sebuah membran.
Tipe bintil akar :
v Globus
Ciri: berbentuk bulat, gampang lepas dari akar
Ciri: berbentuk bulat, gampang lepas dari akar
v Peanut
Ciri: berbentuk agak bulat, letaknya terbenam
Ciri: berbentuk agak bulat, letaknya terbenam
v SemiGlobus
Ciri: bentuknya tidak beraturan, permukaannya ada yang kasar dan licin.
Ciri: bentuknya tidak beraturan, permukaannya ada yang kasar dan licin.
v Memanjang
v Koral
Sering kali bintil akar terdapat pada tanaman legum yang tumbuh pada tanah berpasir yang kurang subur seperti tanah jenis PMK.
Sering kali bintil akar terdapat pada tanaman legum yang tumbuh pada tanah berpasir yang kurang subur seperti tanah jenis PMK.
Bintil akar tidak selalu tumbuh di
pangkal akar, ada juga yang tumbuh di ujung-ujung akar.
Tidak selalu bintil akar dihuni oleh
bakteri rhizobium yang tepat dan efektif.
Bintil-bintil ini
timbul karena infeksi rambut akar dengan bakteri dari dalam tanah. Bakteri yang
menimbulkan bintil pada tanaman leguminosa, yaitu bakteri bintil, dikelompokan
dalam genus Rhizobium.
C.
Infeksi Bakteri Rhizobium pada Akar
Sejalan
dengan masuknya bakteri akar membentuk benang infeksi yang didalamnaya ada
bakterin bintil. Benang infeksi terus bekembang sampai dikotreks dan mengadakan
percabangan. Percabangan ini menyebabakan jaringan korteks ini membesar yang
dapat dilihat sebagai bintil. Ditempat ini terjadi fiksai N. Fiksai N₂
hanya terjadi dalam bakteroid, nitrogen yang difiksasi dilepaskan ke dalam sitoplasma
sel-sel hospes 95% sebagai ion-ion ammonium.
D.
Efektifitas Bintil Akar
Efektifitas
bintil akar dinilai dari adanya warna merah pada bagian tengah bintil akar
setelah dibelah dan dari letak bintil akar pada system perakaran.
DAFTAR
PUSTAKA
En. Wikipedia.org/wiki/Rhizobia
Idonkelor.blogspot.com/2009/08/bakteri-rhizobium-pada-legum.html.
http/isroi.wordpress.com/2009/01/14/Rhizobium-sahabat-kacang-kacangan
Schlegal, hans.G.1994.Mikrobiologi Umum.Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Somaatmadja, sadikin.1984.Kedelai.Bogor:Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian.