Home » » TUGAS PENULISAN ILMU LINGKUNGAN

TUGAS PENULISAN ILMU LINGKUNGAN

Written By Unknown on Rabu, 06 Maret 2013 | 20.36


TUGAS PENULISAN ILMU LINGKUNGAN
Mewujudkan Sungai Winongo yang  Asri , Nyaman dan Sebagai Tempat “Publik Rekreasi”











Ditulis oleh :
IRWAN BUDIYANTO (2010 0 122 037)

Fakultas Pertanian
Institut Pertanian (INTAN) Yogyakarta
Tahun 2013

Peran Sungai
Sungai yang jernih, bersih, asri, terdapat taman dengan pepohonan yang tertata rapi dan lapangan olahraga sederhana , serta  ada tempat bermain bagi anak-anak merupakan keinginan semua warga khususnya warga disekitar sungai tersebut. Namun saat ini yang terjadi adalah kondisi sungai dengan  dengan pemandangan rumah - rumah yang berhimpitan di sepanjang sungai, banyak sampah yang berserakan baik di pinggir sungai maupun di badan air. Banyak sampah yang hanyut terbawa aliran serta tidak jarang airnya berwarna keruh. Masih mungkinkah kita dapat berkontribusi untuk mewujudkan sungai yang kita inginkan di atas?
Sebenarnya apabila dilihat dari fungsinya sungai mempunyai beberapa fungsi, diantaranya aalah sebagai fungsi : sosial, konservasi, pengendali banjir dan penyedia air bagi irigasi, serta penyedia air tanah bagi  wilayah bawahannya. Apabila dilihat dari fungsi sosial, sungai masih dimanfaatkan oleh sebagian warga untuk : tempat mandi, mencuci, memancing, rekreasi, dan bahkan masih ada yang memfusngikan sunga tidak benar, yakni dimanfaatkan seebagai tempat pembuangan sampah dan limbah rumah tangga /industri  serta buang air besar (BAB).
Sungai Winongo merupakan salah satu sungai yang melintas di perkotaan Yogyakarta, yang berhulu di Sleman dan bermuara di Bantul. Kondisi kealamiahan Sungai Winongo masih dapat dijumpai di hulu dan hilirnya, sedangkan di kawasan perkotaan, kawasan sempadannya sudah dipadati kawasan pemukiman. Di daerah hulu dan hilir sungai Winongo, kondisi sempadan sungai masih demikian alaminya, yang ditandai dengan masih tersedianya ruang sempadan, banyaknya tanaman-tanaman asli sempadan, banyaknya tanaman-tanaman asli sempadan sungai,  sehingga fungsi sebagai pengendali banjir (dengan mekanisme secaa simultan akan mengurangi energi banjir) masih terjaga, sebagai penyangga kehidupan ekologi sempadan dan ekologi sungai.


Permasalahan
Secara ekologis, keberadaan talud beton, akan membatasi keluar/masuknya air dari sempadan ke bantaran sungai dan sebaliknya, juga secara sinergis akan mempercepat energi banjir. Dengan demikian akan mempercepat terjadinya erosi dasar sungai dan sedimentasi di muara sungai. Dan akan menyebabkan dasar talud akan selalu tergerus oleh banjir, sehingga biaya untuk pemeliharaan talud akan selalu dibutuhkan. Selain itu dampak lain yang muncul adalah mata air mikro yang ada di kanan kiri sungai akan mati yang akan mengakibatkan terjadinya fluktuatif debit sungai, antara musim penghujan dan musim kemarau, dan juga akan mengurangi keluaran air sungai yang menjadi masukan bagi daerah bawahannya sebagai air tanah. Adanya pemukiman penduduk dan aktifitas warga di sempadan akan berpengaruh pada makin berkurangnya areal resapan air hujan, sebelum menjadi limpasan, ekologi sungai tercemar, semakin langkanya keaneragaman hayati di sempadan, buangan limbah rumah tangga atau industri rumah tangga ke sungai, terjadinya penimbunan sampah di sempadan sungai.
Adanya keramba permanen dan tanaman di badan sungai, saat banjir datang akan dapat membelokkan arus air, shingga akan dapat menghantam tebing sungai yang ada di kanan – kiri sungai. Adanya “TPA” liar di sempadan sungai berdampak pada aspek kimiawi dan fisik. Secara kimiawi dari adanya “TPA” di sempadan sungai adalah lindi yang dihasilkan akan dapat mencemari perairan sungai, dan secara fisik bekas dari timbunan sampah akan dijadikan pemukiman baru dikemudian hari. Selain dua masalah diatas adanya “TPA” juga menimbulkan masalah lain yaitu lokasi atau areal wedhi kengser yang ada ternyata sudah dihaki oleh orang – orang tertentu yang kelak akan dijadikan hunian. Dalam kenyataannya ketersediaan ruang publik atau RTH sebagai sarana komunikasi atau bermain (refreshing) warga sempadan sungai di perkotaan sangat dibutuhkan.


Usulan/Saran
Untuk mewujudkan Winongo yang asri dan indah, dengan harapan dapat dijadikan sebagai tujuan wisata alternative perkotaan, harus ada perhatian dari para pemangku kepentingan dan beberapa hal yang harus diperhatikan oleh para pemangku kepentingan yaitu :
1. Lahan – lahan wedhi kengser secepatnya harus ditangani oleh pemerintah, kemudian dimanfaatkan sebagai kawasan publik atau ruang terbuka hijau (RHT)
2. Pengolahan sampah yang benar dari hulu sampai dengan hilir sesuai dengan peraturan yang ada yaitu Undang – Undang No.18 tahun 2008 tentang Pengolahan Sampah
3. Penyediaan hunian vertical bagi warga sempadan sungai yang ada sekarang, dengan harapan lingkungan pemukiman tertata dan akan dapat menambah ruang terbuka
4. Pengolahan limbah rumah tangga (komunal) dan penanganan limbah industri yang bermuara di pinggir sungai (Wirobrajan dan Notoprajan)
5. Pengendalian munculnya pemukiman baru di sempadan sungai
6. Keadaan sungai tetap dipertahankan dibuat sealami mungkin (meminimalkan pembuatan bangunan – bangunan buatan).

Paling tidak, kondisi sempadan sungai yang ada sekarang ini dijaga, dipertahankan dan harus ditingkatkan agar tidak lebih rusak lagi. Selain itu program kali bersih harus diimplementasikan oleh pemangku kepentingan sesuai dengan Peraturan gubernur No. 32 Tahun 2011. Dan untuk menangani permasalahan yang ada di sungai Winongo, perlu dibangunnya kerjasama dengan kelembagaan yang sudah ada seperti halnya kerjasama dengan Forum komunikasi Winongo Asri (FKWA). FKWA sendiri mempunyai impian menjadikan Winongo sebagai objek wisata di tahun 2030. Dan untuk mewujudkan impian tersebut, maka diperlukan komitmen dari semua pemangku kepentingan dan warga yang ada di sub – sub DAS Winingo, dari hulu sampai hilir. Namun semua itu bukanlah pekerjaan yang sederhana dan mudah.














Peran Kami
Sebagai mahasiswa pertanian yang peduli terhadap lingkungan, kami ikut serta membantu dalam upaya pembersihan sampah yang ada di sungai Winongo secara rutin 1 bulan sekali maupun jika ada event-event besar di daeah sungai tersebut. Kami bersama anak-anak Kamapala (Pencinta Alam) siap memberi bantuan berupa tenaga, pikiran dan suntikan moral dalam menjaga kelestarian di sepanjang aliran sungai.
Kami begitu senang melihat adanya dukungan dari pemerintah daerah dalam upaya pelestarian dan pemanfaatan sungai sebagai tempat publik rekreasi. Seperti diadakanya lomba futsal sederhana untuk para pejabat daerah disekitar sungai tepatnya diruang terbuka hijau Becak Maju di kawasan sungai Winongo. Kami sangat antusias bersama para warga sekitar dalam pembersehian sungai karena selain rasa kesadaran dan kebersamaan tinggi juga ditinjau langsung oleh Wakil Bupati Sleman.










Bagikan ke:
 
Copyright © 2011 - 2012. Agoengsang - All Rights Reserved
Sitemap · Privacy Policy · Pasang Iklan
Proudly Powered by Blogger